Kelompok
5
Mata
kuliah : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi
Dosen : Dra. Syamsiati, M. Pd
Anggota
kelompok :1.
Elvani Hertati (F1081151021)
2.
Endang Wahyuni
Wulansari (F1081151027)
3.
Wanti Dewi Kardianti (F1081151005)
Dasar-Dasar Bahan Ajar
A. Pengertian
Bahan Ajar
Bahan
ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar atau teaching-material,
terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau
bahan. Melaksanakan pembelajaran (teaching) diartikan sebagai
proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif (University
of Wollongong NSW 2522 Australia, 2007) . Paul S. Ache.
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National Center for
Vocational Education Research,1998).
Bahan
ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya
(Widoo & Jasmadi, 2008:40). Pengertian menggambarkan bahwa bahan ajar
hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan
digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Dalam
hal ini kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal
yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan
pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai
segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa
dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya
bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengerjakan materi kepada siswa dan
tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya (Ika Lestari,
2013:1).
Bahan
ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga berisi tentang
keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan pemerintah.
Menurut
National Centre for Competency Based Training (2007), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan
yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan
dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga
tercipta suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar. Menurut
Panen (2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran (Andi,2011:16).
Menurut
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6), pengertian bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan definisi-definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang
digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun
pengertian bahan ajar yang lain, Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan ajar
adalah seperangakat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain”
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar memuat materi, pesan atau
isi mata pelajaran. Dengan kata “didesain” dapat diketahui bahwa bahan
ajar juga dapat diwujudkan berupa media pembelajaran, alat peraga pembelajaran
yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran, dan sumber
belajar yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Ada dua bentuk
bahan ajar yaitu :
1. Bahan
ajar yang “didesain” lengkap, artinya bahan ajar yang memuat semua
komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajran atau
kompotensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa,
materi pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan tugas, evaluasi, dan
umpan balik. Contoh kelompok bahan ajar ini adalah, modul pembelajaran, audio
pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran bebasis computer, pembelajaran
berbasis Web/internet.
2. Bahan
ajar yang “didesain” tidak lengkap, artinya bahan ajar yang didesain
dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan
sebagai alat bantu ketika guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Contoh kelompok bahan ajar ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat
peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe,
model kerangka manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan mengajarkan materi
tentang pulau-pulau besar di Indonesia. Peta dapat diklarifikasikan sebagai
bentuk desain bahan ajar yang berisi materi tentang kepulauan Indonesia.
Bahan
ajar perlu dikembangakan dan organisasi secara mantap dan matang agar
pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai. Dari
beberapa definisi terdapat sebuah pemahaman yang sama bahwa bahan ajar
menampilkan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa melalui materi-materi
pembelajaran yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan definisi-definisi di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan bahan ajar
adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan,
dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan (Ika Lestari, 2013:2).
B. Sumber
Bahan Ajar
Di
dalam menulis bahan ajar, guru membutuhkan banyak sumber seperti buku referensi
yang bisa didapatkan di toko buku elektronik, surat kabar, majalah, dan juga
hasil diskusi seminar yang diikuti. Kemampuan menulis dan mengembangkan ide
pokok-pokok pikiran dari sebuah bahan ajar akan melatih guru berfikir
komprehensif atas kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Menurut
Darmadi (2009) dalam mencari bahan ajar, siswa dapat dilibatkan
mencarinya. Sumber-sumber bahan ajar bisa didapat dari buku teks, laporan hasil
penelitian, jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), pakar
bidang ilmu, profesional, buku kurikulum, penerbitan berkala seperti harian,
mingguan, dan bulanan, internet, media audiovisual (TV, video, VCD, kaset
audio), lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Di
dalam menulis bahan ajar, guru membutuhkan banyak sumber seperti buku referensi
yang bisa didapatkan di toko buku elektronik, surat kabar, majalah, dan juga
hasil diskusi seminar yang diikuti. Kemampuan menulis dan mengembangkan ide
pokok-pokok pikiran dari sebuah bahan ajar akan melatih guru berfikir
komprehensif atas kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Berbagai
sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat
disebutkan di bawah ini:
1.
Buku Teks
Buku teks yang diterbitkan oleh
berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku
teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran
tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau
penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat memperoleh wawasan yang
luas. Buku teks merupakan sumber informasi yang disusun
dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu. Oleh
karena itu, buku teks pada umumnya mempunyai komponen dan
kriteria, di antaranya adalah mengasumsikan minat dari pembaca,
ditulis untuk pembaca (guru, dosen), dirancang untuk
dipasarkan secara luas, belum tentu menjelaskan tujuan
instruksional, disusun secara linear, stuktur berdasar logika bidang ilmu,
belum tentu memberikan latihan, tidak mengantisipasi kesukaran belajar
siswa, belum tentu memberikan rangkuman, gaya penulisan naratif tetapi
tidak komunikatif, sangat padat, kurang mengakomodir mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari pembaca. Buku teks yang baik tentu saja buku
teks yang mampu menyedia-kan sebuah sumber dan bahan belajar yang komprehensif
serta dapat mengakomodir terciptanya proses pembelajaran yang baik
sesuai tujuan yang diharapkan.
2.
Laporan Hasil
Penelitian
Laporan hasil penelitian yang
diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna
untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.
3.
Jurnal (penerbitan
hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan
hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian
dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya.
4.
Pakar Bidang Studi
Pakar atau ahli bidang studi
penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai
konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,
urutan, dsb.
5. Profesional
Kalangan profesional adalah
orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya
tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar
yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang
yang bekerja di perbankan.
5.
Buku Kurikulum
Buku kurikulum penting untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar
kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja
materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi.
Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang
terperinci.
6.
Penerbitan Berkala
Penerbitan berkala seperti koran
banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata
pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular
yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut
digunakan sebagai sumber bahan ajar.
8. Internet
Bahan ajar dapat pula
diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memeroleh segala
macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata
pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak
atau dikopi.
9. Media
Audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media
audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita
dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui
siaran televisi.
10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya,
teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti
lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri,
dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk
mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang
misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber
bahan ajar.
C. Karakteristik
Bahan Ajar
Pembelajaran
mempunyai karakteristik yang sangat berbeda, hal ini disebabkan karena
karakteristik siswa, secara institusional tujuan pembelajaran lebih kearah
pengembangan potensidasar para siswa, karena potensi dasar ini sangat
diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Berdasarkan
alasan-alasan di atas, maka bahan ajar hendaknya memiliki karakteristik
sebagaimana bahan ajar pada umumnya, seperti berikut ini:
1) Bahan
pembelajaran hendaknya memiliki karakteristik
dapat membelajarkan sendiri para siswa (self
instructional), artinya bahan ajar mempunyai kemampuan menjelaskan
yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi
pembelajaran siswa.
2) Bahan
ajar bersifat lengkap, hingga memungkinkan siswa
tidak perlu lagi mencari sumber bahan lain.
Dengan sifat
lengkap bahan pembelajaran juga dapat mengatasi kekurangan buku
pelajaran.
3) Bahan
pembelajaran bersifat fleksibel, dapat digunakan
baik untuk belajar klasikal, kelompok
dan mandiri.
4) Desain
bahan pembelajaran dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu kompleks
dan detail, yang penting bahan pembelajaran mampu
merangsang perkembangan seluruh potensi dasar siswa.
Misalnya :
mengembangkan
potensi berbahasa, berimajinasi, berpikir kritis,
aktif dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
Tampilan
bahan pembelajaran harus menarik perhatian siswa.
Menururt Widodo dan
Jasmadi (dalam Lestari, 2013: 2), bahan ajar memiliki 5 (lima) karakteristik
yaitu:
1. Self
instructional, bahan ajar yang dirancang dapat digunakan secara mandiri
oleh siswa di dalam proses pembelajaran;
2. Self
contained, bahan ajar yang tersaji untuk dipelajari siswa berisi seluruh
materi pelajaran dalam satu unit kompetensi dan sub kompetensi;
3. Stand
alone, bahan ajar tersebut tidak bergantung dengan bahan ajar lain;
4. Adaptive,
dapat beradaptasi dengan teknologi mutakhir;
5. User
friendly, memudahkan pengguna dan memberi kesan bersahabat baik secara
tampilan maupun fungsi dalam penggunaannya.
D. Pemilihan Bahan
Ajar
Secara lengkap, langkah-langkah
pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan
materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
2)
Identifikasi jenis-jenis
materi pembelajaran.
Sejalan dengan
berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
a) Materi jenis fakta adalah materi berupa
nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama
bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
b) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat,
inti isi. 3).Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema.
c) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah
mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara
pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
d) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian
respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
e) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan
awal, semi rutin, dan rutin.
3) Memilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang
akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu
jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan,
maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis
materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis
materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi
fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah
“demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi
pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan
tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada
kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan
berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.
E. Tujuan
Bahan Ajar
Bahan ajar disusun
dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku
teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Adapun tujuan lainnya
:
1. Membantu
siswa dalam pembelajaran sesuatu
Segala informasi yang
di dapat dari sumber belajar kemudian disususn dalam bentuk bahan ajar,hal ini
membuka wacana dan wahana baru bagi siswa karena materi ajar yang disampaikan
adalah sesuatu yang baru dan menarik.
2. Menyediakan
berbagai jenis pilihan bahan ajara
Pilihan bahan ajar
yang dimaksud tidak terpaku oleh suatu sumber saja. Tapi dari berbagai sumber
belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.
3. Memudahkan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Guru sebagai
fasilator dalam kegiatan pembelajaran akan termudahkan karena bahan ajar
disususn sendiri dan di sampaikan dengan cara yang bervariatif.
4. Agar
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,
Dengan berbagai jenis
bahan ajar yang bervariasi , kegiatan pembelajaran diharapkan tidak menoton dan
hanya terpaku oleh satu sumber buku atau di dalam kelas saja.
Fungsi Bahan Ajar
1. Pedoman
bagi guru yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran ,
sekaligus merupakan subtansi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoamn
bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran
sekaligus subtansi kompetensi yang seharusnya di kuasai .
3. Alat
evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
F. Manfaat
Bahan Ajar
a. Bagi Guru
1) Membantu
guru dalam melaksanakan kurikulum
2) Sebagai
pegangan dalam menentukan metode pembelajaran
3) Dapat
digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan untuk
waktu yang lama
4) Buku
yang uniform memberikan kesamaan mengenai bahan dan kestandaran
bahan ajar
5) Memberi
metode pengajaran yang mantap bila guru digunakan dari tahun ke tahun
6) Tidak
lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
7) Memperkaya
karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
8) Menambah
khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
9) Membangun
komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena
peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
10) Menambah
angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan
b. Bagi Siswa
1) Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengulang pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
2) Memberikan
pengetahuan yang lebih mantap untuk siswa
3) Kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik
4) Kesempatan
untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru.
c. Bagi Pihak Terkait
1) Dapat
mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang
dibutuhkan murid disekolah
2) Dapat
memberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan
pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap
lingkungannya
3) Dapat
membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnyya
yang medukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa
4) Sebagai
alat pemberian reword terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta
mengembangkan bahan pembelajaran
d. Manfaat bahan ajar dalam
pembelajaran individual dan kelompok
Metode
pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa dibanding guru,
sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi secara mandiri. Metode
ini dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual dengan berbagai
macam ragam dan perbedaan dalam kecepatan pembelajaran. Manfaatnya lebih
bersifat sebagai bahan utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan bahan ajar individual atau mandiri ini hanya berisi
informasi dan pengetahuan tentang materi- materi yang harus dipelajari dan
dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun dengan baik sehingga mampu
mengontrol dan mengawasi kegiatan belajar siswa.
Sedangkan
manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah sebagai bahan pendukung
atau suplemen dari bahan belajar utama dan seharusnya dirancang dan disusun
sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa. Metode pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang
dirancang khusus dan bahan belajarnya. Sehingga minim sekali membutuhkan bahan
ajar dalam bentuk tertulis.
G. Cakupan Bahan
Ajar
Menurut
Hamdani (2011), ruang lingkup bahan ajar meliputi :
a) Judul,
mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator
dan tempat
b)
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru) Alur atau langkah yang harus dilakukan
untuk mempermudah pembelajaran.
c) Kompetensi
yang akan dicapai Nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam
setiap materi pembelajaran. Hal ini terkait dengan materi selanjutnya karena
semua ini berkesinambungan.
d) Content
atau isi materi pembelajaran Inti dari pembelajaran tersebut yang harus
dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dimiliki.
e) Informasi
pendukung Info atau sumber berita yang lain yang mendukung terhadap materi
pembelajaran.
f) Latihan-latihan,
yang terdapat pada akhir subbab, akhir bab, akhir semester 1 dan semester 2.
g) Petunjuk
kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
h) Evaluasi
i) Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
H. Jenis-jenis
Bahan Ajar
Bahan
ajar memiliki beragam jenis, dapat berupa cetak maupun noncetak.Bahan
ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand
out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet,
1. Bahan
Ajar Cetak
a. Handout,
Menurut Mohammad
(2010) memaknai handout sebagai selembar atau beberapa lembar
kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literature yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
b. Buku,
Buku
sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Contohnya adalah buku teks
pelajaran karena buku pelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku (
Prastowo, 2011:166). Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik,
dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat
membantuguru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata
pelajaran masing-masing.
Secara
umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo,2011:79)yaitu sebagai
berikut.
1. Buku
sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk
kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
2. Buku
bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya
cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
3. Buku
pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
4. Buku
bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi
bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Menurut
Lestari (2013) buku teks pelajaran disusun dengan mengggunakan bahasa sederhana
sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami setiap materi yang disajikan
serta disajikan semenarik mungkin agar peserta didik yang menggunakan buku
tersebut tidak jenuh.
c. Modul,
Modul merupakansebuah
buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta
didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan
seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih
cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik
lainnya. Modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan
dicapai, isi materi pembelajaran, informasi pendukung , latihan soal, petunjuk
kerja, evaluasi dan balikan terhadap hasil evaluasi (Prastowo,2011:104-105).
d. Lembar
kegiatan siswa,
Menurut
Diknas (2004), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah
lembaran – lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa
untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain:
uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam
kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan
hasil diskusi, dan latihan ulangan.
e. Brosur,
Menurut
Majid (2008), Brosur bisa juga disebut sebagai selebaran cetakan yang berisikan
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi. Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa.
f. Leaflet,
Merupakan bahan
cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar
terlihat menarik biasanyaleaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta
mudah dipahami.
g. Wallchart,
Merupakan
bahan cetak yang biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang
bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat
lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain
dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik.
h. Foto/Gambar,
Memiliki
makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan
ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai
melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang
pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
2. Bahan
ajar non cetak
a. Bahan
Ajar Dengar atau Program Audio,
Menurut
Belawati, dkk (dalam Prastowo, 2012) bahan ajar dengar atau program audio,
yaitu semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat
dimainkan atau didengar oleh pendidik atau peserta didik guna membantu mereka
dalam menguasai kompetensi tertentu. Ada dua macam bentuk bahan ajar audio,
yaitu bentuk kaset/piringan hitam (PH)/compact disk (CD) dan radio.
b. Bahan
Ajar Pandang Dengar (audiovisual)
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2006) video diartikan sebagai rekaman gambar
hidup atau program televisi lewat tayangan pesawat televisi. Atau dengan kata
lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang sisertai dengan suara.Video
termasuk dalam kategori bahan ajar audiovisual atau bahan ajar
pandang dengar. Bahan ajar audiovisual merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan
dua materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Materi auditif ditujukan
untuk merangsang indra pendengaran, sedangkan materi visual unuk merangsang
indra penglihatan. Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas, karena komunkasi berlangsung secara
efektif. Contohnya, video compact disk (VCD) dan film.
c. Bahan
Ajar Interaktif (interactive teachung material)
Menurut Guidelinesfor Bibliographic Description
of Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan
Ajar (2004) bahan ajar interaktif (interactive teachung material) yakni
kombinasi antara dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan
video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suati presentasi. Contohnya, compact
disk interactive.
Bernd weidenmann (1994) dalam buku
lernen mit bildmedien mengelompokkan bahan ajar menjadi tiga besar
yaitu:
1. Auditif
yang menyangkut radio (rundfunk), kaset, (tonkassette), piringan
hitam(schallplatte)
2. Visual
yang menyangkut flipchart,gambar,program computer, bahan tertulis dengan dan
tanpa gambar.
3. Audio
visual yang menyangkut berbicara dengan gambar , pertunjukan suara dan gambar,dan
filem atau video.
I. Pentingnya
Menulis Bahan Ajar
Untuk
dapat melakukan pengembangan bahan ajar, diperlukan pemahaman akan pentingnya
bahan ajar dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar
berkedudukan sebagai modal awal yang akan digunakan atau diproses untuk
mencapai hasil. Hasil tersebut berupa pemahaman dan kemampuan siswa .
Pentingnya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran dapat dianalogikan seperti
pentingnya bahan-bahan untuk memasak. Jika tidak ada bahan yang digunakan dalam
memasak, maka tidak akan ada masakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika terdapat
bahan makanan untuk dimasak maka akan dihasilkan suatu makanan walaupun itu
sangat sederhana. Dengan melihat analogi tersebut kita dapat memahami bahwa bahan
memiliki kedudukan yang penting terhadap suatu proses. Demikian pula halnya
dengan bahan ajar dalam proses pembelajaran.Bahan ajar merupakan komponen yang
harus ada di dalam proses pembelajaran.
Hernawan
et al. (2012:4) mengatakan bahwa “bahan pembelajaran merupakan seperangkat
materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematik serta
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran.” Bahan pembelajaran inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi
bahan ajar yang akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bentuknya bisa tertulis maupun
tidak tertulis. Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa fungsi
diantaranya yaitu sebagai pedoman bagi siswa terhadap kompetensi yang harus
dikuasai, sebagai pedoman bagi guru untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran,
dan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Fungsi bahan ajar bagi siswa yaitu
sebagai pedoman terhadap kompetensi yang harus dikuasai. Melalui bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran, siswa dapat memahami materi dan konsep yang
dipelajari dengan lebih mudah. Sedangkan fungsi dari bahan ajar bagi guru adalah
sebagai pedoman dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran.
J. Perbedaan
Bahan Ajar dengan Buku Teks
Bahan
ajar akan lahir dari sebuah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Pada
prinsipnya, semua buku dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi siswa, hanya
saja yang membedakan bahan ajar dari buku lannya adalah cara menyusunnya karena
didasarkan atas kebutuhan pembelajaran yang diinginkan siswa dan belum dikuasai
siswa dengan baik.
Pengembangannya
pun didasarkan pada konsep desain pembelajaran yang berlandaskan pada sebuah
kompetensi atau untuk mencapai tujuan pembelajaran. Biasanya bahan ajar dibuat
oleh guru dan diberikan kepada siswa-siswanya.
No
|
Buku teks
|
Bahan Ajar
|
1
|
Mengasumsikan minat
dari pembaca
|
Menimbulkan minat
dari pembaca
|
2
|
Ditulis terutama
digunakan untuk guru
|
Ditulis dan
dirancang untuk siswa
|
3
|
Dirancang untuk
dipasarkan secara luas
|
Dirancang hanya
untuk instruksional
|
4
|
Belum tentu
menjelaskan tujuan instruksional
|
Menjelaskan tujuan
instruksional
|
5
|
Disusun secara
linear
|
Disusun berdasarkan
pola belajar yang fleksibel
|
6
|
Stukturnya
berdasarkan logika bidang ilmu
|
Stukturnya
berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai
|
7
|
Belum tentu
memberikan latihan
|
Selalu memberikan
latihan
|
8
|
Sangat padat
|
Kepadatan
berdasarkan kebutuhan siswa
|
9
|
Dikemas untuk
dijual secara umum
|
Dikemas untuk
digunakan dalam proses instruksional
|
10
|
Tidak mempunyai
mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai
|
Mempunyai mekanisme
untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
|
11
|
Gaya
penulisan bahasanya naratif tapi tidak komunikatif
|
Gaya penulisan
komunikatif dan semi formal
|
K. Keunggulan Dan
Keterbatasan Bahan Ajar
Menurut
Mulyasa (2006:46-47), ada beberapa keunggulan dari bahan ajar. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Berfokus
kepada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya siswa memiliki
kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas
tindakan-tindakannya.
b. Adanya
control terhadap hasil belajar mengenai penggunaan dalam setiap bahan ajar yang
harus dicapai oleh siswa.
c. Relevansi
kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga
siswa dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang
diperolehnya.
Sedangkan
keterbatasan dari penggunaan bahan ajar antara lain:
1. Penyusunan
bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu.
Sukses atau gagalnya
bahan ajar tergantung pada penyusunannya. Bahan ajar mungkin saja memuat
tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang termuat
didalamnya tidak ditulis dengan baik atau didak lengkap. Bahan ajar yang
demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh siswa, atau lebih parah lagi siswa
harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari
karakteristik utama system bahan ajar
2. Sulit
menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen
pendidikan yang sanagat berbedadari pembelajaran konvesional, karena setiap
siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yangberbeda-bedabergantung pada
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
3. Dukungan
pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap
siswa harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran konvensional,
sumber belajar seperti alat peragadapat digunakan bersama-sama dalam
pembelajaran (Mulyasa, 2006:46-47).