Sabtu, 03 Juni 2017

Dasar-Dasar Bahan Ajar

Kelompok 5
Mata kuliah          : Pembelajaran Bahasa  dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi
Dosen                     : Dra. Syamsiati, M. Pd
Anggota kelompok           :1.               Elvani Hertati                                    (F1081151021)
2.               Endang Wahyuni Wulansari           (F1081151027)
3.               Wanti Dewi Kardianti                      (F1081151005)

Dasar-Dasar Bahan Ajar

A.      Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Melaksanakan pembelajaran (teaching) diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif (University of Wollongong NSW 2522 Australia, 2007) . Paul S. Ache.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National Center for Vocational Education Research,1998).
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widoo & Jasmadi, 2008:40). Pengertian menggambarkan bahwa bahan ajar hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Dalam hal ini kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengerjakan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya (Ika Lestari, 2013:1).
Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga berisi tentang keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan pemerintah.
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar. Menurut Panen (2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Andi,2011:16).
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun pengertian bahan ajar yang lain, Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan ajar adalah seperangakat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran. Dengan kata “didesain” dapat diketahui bahwa bahan ajar juga dapat diwujudkan berupa media pembelajaran, alat peraga pembelajaran yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran, dan sumber belajar yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Ada dua bentuk bahan ajar yaitu :
1.     Bahan ajar yang “didesain” lengkap, artinya bahan ajar yang memuat semua komponen pembelajaran  secara utuh, meliputi: tujuan pembelajran atau kompotensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan tugas, evaluasi, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan ajar ini adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran bebasis computer, pembelajaran berbasis Web/internet.
2.     Bahan ajar yang “didesain” tidak lengkap, artinya bahan ajar yang didesain dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan ajar ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan mengajarkan materi tentang pulau-pulau besar di Indonesia. Peta dapat diklarifikasikan sebagai bentuk desain bahan ajar yang berisi materi tentang kepulauan Indonesia.
Bahan ajar perlu dikembangakan dan organisasi secara mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai. Dari beberapa definisi terdapat sebuah pemahaman yang sama bahwa bahan ajar menampilkan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa melalui materi-materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan, dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan (Ika Lestari, 2013:2).

B.       Sumber Bahan Ajar
Di dalam menulis bahan ajar, guru membutuhkan banyak sumber seperti buku referensi yang bisa didapatkan di toko buku elektronik, surat kabar, majalah, dan juga hasil diskusi seminar yang diikuti. Kemampuan menulis dan mengembangkan ide pokok-pokok pikiran dari sebuah bahan ajar akan melatih guru berfikir komprehensif atas kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Menurut Darmadi  (2009) dalam mencari bahan ajar, siswa dapat dilibatkan mencarinya. Sumber-sumber bahan ajar bisa didapat dari buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), pakar bidang ilmu, profesional, buku kurikulum, penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan, internet, media audiovisual (TV, video, VCD, kaset audio), lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Di dalam menulis bahan ajar, guru membutuhkan banyak sumber seperti buku referensi yang bisa didapatkan di toko buku elektronik, surat kabar, majalah, dan juga hasil diskusi seminar yang diikuti. Kemampuan menulis dan mengembangkan ide pokok-pokok pikiran dari sebuah bahan ajar akan melatih guru berfikir komprehensif atas kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:

1.            Buku Teks


         Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat memperoleh wawasan yang luas. Buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu, buku teks pada umumnya mempunyai komponen dan kriteria, di antaranya adalah mengasumsikan minat dari pembaca, ditulis untuk pembaca (guru, dosen), dirancang untuk dipasarkan secara luas, belum tentu menjelaskan tujuan instruksional, disusun secara linear, stuktur berdasar logika bidang ilmu, belum tentu memberikan latihan, tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa, belum tentu memberikan rangkuman, gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif, sangat padat, kurang mengakomodir mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca. Buku teks yang baik tentu saja buku teks yang mampu menyedia-kan sebuah sumber dan bahan belajar yang komprehensif serta dapat mengakomodir terciptanya proses pembelajaran yang baik sesuai tujuan yang diharapkan.


2.            Laporan Hasil Penelitian


         Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.


3.            Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)


         Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.


4.            Pakar Bidang Studi


         Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb.


5.      Profesional

            Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.


5.            Buku Kurikulum


         Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.


6.            Penerbitan Berkala


         Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.


8.      Internet

            Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memeroleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.


9.      Media Audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)


            Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.

  
10.  Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)


            Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber bahan ajar.


C.      Karakteristik Bahan Ajar
Pembelajaran mempunyai karakteristik yang sangat berbeda, hal ini disebabkan karena karakteristik siswa, secara institusional tujuan pembelajaran lebih kearah pengembangan potensidasar para siswa, karena potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan ajar hendaknya memiliki  karakteristik sebagaimana bahan ajar pada umumnya, seperti berikut ini:
1)      Bahan  pembelajaran  hendaknya  memiliki  karakteristik  dapat   membelajarkan  sendiri  para siswa (self  instructional), artinya bahan ajar mempunyai  kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa.
2)      Bahan ajar bersifat lengkap, hingga memungkinkan siswa tidak perlu lagi mencari sumber bahan lain.
Dengan sifat lengkap bahan pembelajaran juga dapat mengatasi kekurangan buku pelajaran.
3)       Bahan  pembelajaran  bersifat  fleksibel,  dapat  digunakan  baik  untuk belajar   klasikal,   kelompok   dan   mandiri.
4)      Desain bahan pembelajaran dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu kompleks dan detail, yang  penting bahan pembelajaran  mampu  merangsang perkembangan  seluruh  potensi  dasar  siswa. Misalnya :
mengembangkan  potensi  berbahasa,  berimajinasi,  berpikir  kritis,  aktif  dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
Tampilan  bahan  pembelajaran  harus  menarik  perhatian  siswa.
Menururt Widodo dan Jasmadi (dalam Lestari, 2013: 2), bahan ajar memiliki 5 (lima) karakteristik yaitu: 
1.   Self instructional, bahan ajar yang dirancang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa di dalam proses pembelajaran; 
2.   Self contained, bahan ajar yang tersaji untuk dipelajari siswa berisi seluruh materi pelajaran dalam satu unit kompetensi dan sub kompetensi; 
3.   Stand alone, bahan ajar tersebut tidak bergantung dengan bahan ajar lain; 
4.   Adaptive, dapat beradaptasi dengan teknologi mutakhir; 
5.   User friendly, memudahkan pengguna dan memberi kesan bersahabat baik secara tampilan maupun fungsi dalam penggunaannya.



D.      Pemilihan Bahan Ajar
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)            Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.  Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
2)            Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
a)    Materi jenis fakta adalah materi  berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
b)   Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. 3).Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
c)    Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
d)   Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
e)    Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. 
3)   Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan  kompetensi dasar.
      Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan  perlu diidentifikasi  apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada  satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian  yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik.

E.       Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:


a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Adapun tujuan lainnya :
1.    Membantu siswa dalam pembelajaran sesuatu
Segala informasi yang di dapat dari sumber belajar kemudian disususn dalam bentuk bahan ajar,hal ini membuka wacana dan wahana baru bagi siswa karena materi ajar yang disampaikan adalah sesuatu yang baru dan menarik.
2.    Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajara
Pilihan bahan ajar yang dimaksud tidak terpaku oleh suatu sumber saja. Tapi dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.
3.    Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Guru sebagai fasilator dalam kegiatan pembelajaran akan termudahkan karena bahan ajar disususn sendiri dan di sampaikan dengan cara yang bervariatif.
4.    Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik,
Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariasi , kegiatan pembelajaran diharapkan tidak menoton dan hanya terpaku oleh satu sumber buku atau di dalam kelas saja.

Fungsi Bahan Ajar
1.      Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran , sekaligus merupakan subtansi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2.      Pedoamn bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran sekaligus subtansi kompetensi yang seharusnya di kuasai .
3.      Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

F.       Manfaat Bahan Ajar
a.    Bagi Guru
1)    Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum
2)    Sebagai pegangan dalam menentukan metode pembelajaran
3)    Dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan untuk waktu yang lama
4)    Buku yang uniform memberikan kesamaan mengenai bahan  dan kestandaran bahan ajar
5)    Memberi metode pengajaran yang mantap bila guru digunakan dari tahun ke tahun
6)    Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
7)    Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
8)    Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
9)    Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
10)  Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan
b.    Bagi Siswa
1)    Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
2)    Memberikan pengetahuan yang lebih mantap untuk siswa
3)    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
4)    Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c.     Bagi Pihak Terkait
1)    Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang dibutuhkan murid disekolah
2)    Dapat memberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya
3)    Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnyya yang medukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa
4)    Sebagai alat pemberian reword terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran
d.    Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan kelompok
Metode pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa dibanding guru, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi secara mandiri.  Metode ini dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual dengan berbagai macam ragam  dan perbedaan dalam kecepatan pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar individual atau mandiri ini hanya berisi informasi dan pengetahuan tentang materi- materi yang harus dipelajari dan dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun dengan baik sehingga mampu mengontrol dan mengawasi kegiatan belajar siswa.
Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah sebagai bahan pendukung atau suplemen dari bahan belajar utama dan seharusnya dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang dirancang khusus dan bahan belajarnya. Sehingga minim sekali membutuhkan bahan ajar dalam bentuk tertulis.


G.      Cakupan Bahan Ajar
 Menurut Hamdani (2011), ruang lingkup bahan ajar meliputi :
 a) Judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator dan  tempat
 b) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru) Alur atau langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah pembelajaran.
 c) Kompetensi yang akan dicapai Nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap materi pembelajaran. Hal ini terkait dengan materi selanjutnya karena semua ini berkesinambungan.
 d) Content atau isi materi pembelajaran Inti dari pembelajaran tersebut yang harus dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dimiliki.
 e)  Informasi pendukung Info atau sumber berita yang lain yang mendukung terhadap materi pembelajaran.
 f) Latihan-latihan, yang terdapat pada akhir subbab, akhir bab, akhir semester 1 dan semester 2.
 g) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
 h) Evaluasi
i)     Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

H.      Jenis-jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, dapat berupa cetak maupun noncetak.Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet,
1.      Bahan Ajar Cetak
a.       Handout,
Menurut Mohammad (2010) memaknai handout sebagai selembar atau beberapa lembar kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literature yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b.      Buku,
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Contohnya adalah buku teks pelajaran karena buku pelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku ( Prastowo, 2011:166). Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantuguru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo,2011:79)yaitu sebagai berikut.
1.        Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
2.        Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
3.        Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
4.        Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Menurut Lestari (2013) buku teks pelajaran disusun dengan mengggunakan bahasa sederhana sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami setiap materi yang disajikan serta disajikan semenarik mungkin agar peserta didik yang menggunakan buku tersebut tidak jenuh.

c.       Modul,
Modul merupakansebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran, informasi pendukung , latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi dan balikan terhadap hasil evaluasi (Prastowo,2011:104-105).
d.      Lembar kegiatan siswa,
Menurut Diknas (2004), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran – lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.
e.       Brosur,
Menurut Majid (2008), Brosur bisa juga disebut sebagai selebaran cetakan yang berisikan keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi. Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa.
f.       Leaflet,
Merupakan bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanyaleaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
g.       Wallchart,
Merupakan bahan cetak yang biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. 
  
h.      Foto/Gambar,
Memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.

2.      Bahan ajar non cetak
a.       Bahan Ajar Dengar atau Program Audio,
Menurut Belawati, dkk (dalam Prastowo, 2012) bahan ajar dengar atau program audio, yaitu semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh pendidik atau peserta didik guna membantu mereka dalam menguasai kompetensi tertentu. Ada dua macam bentuk bahan ajar audio, yaitu bentuk kaset/piringan hitam (PH)/compact disk (CD) dan radio.

b.      Bahan Ajar Pandang Dengar (audiovisual)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006) video diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan pesawat televisi. Atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang sisertai dengan suara.Video termasuk dalam kategori  bahan ajar audiovisual atau bahan ajar pandang dengar. Bahan ajar audiovisual merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan dua materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra pendengaran, sedangkan materi visual unuk merangsang indra penglihatan. Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, karena komunkasi berlangsung secara efektif. Contohnya, video compact disk (VCD) dan film.
c.       Bahan Ajar Interaktif (interactive teachung material)
Menurut Guidelinesfor Bibliographic Description of Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) bahan ajar interaktif (interactive teachung material) yakni kombinasi antara dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suati presentasi. Contohnya, compact disk interactive.
            Bernd weidenmann (1994) dalam buku lernen mit bildmedien mengelompokkan bahan ajar menjadi tiga besar yaitu:
1.      Auditif yang menyangkut radio (rundfunk), kaset, (tonkassette), piringan hitam(schallplatte)
2.      Visual yang menyangkut flipchart,gambar,program computer, bahan tertulis dengan dan tanpa gambar.
3.      Audio visual yang menyangkut berbicara dengan gambar , pertunjukan suara dan gambar,dan filem atau video.

I.         Pentingnya Menulis Bahan Ajar
Untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar, diperlukan pemahaman akan pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, bahan ajar berkedudukan sebagai modal awal yang akan digunakan atau diproses untuk mencapai hasil. Hasil tersebut berupa pemahaman dan kemampuan siswa . Pentingnya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran dapat dianalogikan seperti pentingnya bahan-bahan untuk memasak. Jika tidak ada bahan yang digunakan dalam memasak, maka tidak akan ada masakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika terdapat bahan makanan untuk dimasak maka akan dihasilkan suatu makanan walaupun itu sangat sederhana. Dengan melihat analogi tersebut kita dapat memahami bahwa bahan memiliki kedudukan yang penting terhadap suatu proses. Demikian pula halnya dengan bahan ajar dalam proses pembelajaran.Bahan ajar merupakan komponen yang harus ada di dalam proses pembelajaran. 
Hernawan et al. (2012:4) mengatakan bahwa “bahan pembelajaran merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematik serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.” Bahan pembelajaran inilah yang dibentuk sedemikian rupa menjadi bahan ajar yang akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Jadi bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bentuknya bisa tertulis maupun tidak tertulis.  Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu sebagai pedoman bagi siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai, sebagai pedoman bagi guru untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran, dan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Fungsi bahan ajar bagi siswa yaitu sebagai pedoman terhadap kompetensi yang harus dikuasai. Melalui bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, siswa dapat memahami materi dan konsep yang dipelajari dengan lebih mudah. Sedangkan fungsi dari bahan ajar bagi guru adalah sebagai pedoman dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran. 

J.        Perbedaan Bahan Ajar dengan Buku Teks
Bahan ajar akan lahir dari sebuah rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Pada prinsipnya, semua buku dapat dijadikan sebagai bahan belajar bagi siswa, hanya saja yang membedakan bahan ajar dari buku lannya adalah cara menyusunnya karena didasarkan atas kebutuhan pembelajaran yang diinginkan siswa dan belum dikuasai siswa dengan baik.
Pengembangannya pun didasarkan pada konsep desain pembelajaran yang berlandaskan pada sebuah kompetensi atau untuk mencapai tujuan pembelajaran. Biasanya bahan ajar dibuat oleh guru dan diberikan kepada siswa-siswanya.
No
Buku teks
Bahan Ajar
1
Mengasumsikan minat dari pembaca
Menimbulkan minat dari pembaca
2
Ditulis terutama digunakan untuk guru
Ditulis dan dirancang untuk siswa
3
Dirancang untuk dipasarkan secara luas
Dirancang hanya untuk instruksional
4
Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
Menjelaskan tujuan instruksional
5
Disusun secara linear
Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
6
Stukturnya berdasarkan logika bidang ilmu
Stukturnya berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai
7
Belum tentu memberikan latihan
Selalu memberikan latihan
8
Sangat padat
Kepadatan berdasarkan kebutuhan siswa
9
Dikemas untuk dijual secara umum
Dikemas untuk digunakan dalam proses instruksional
10
Tidak mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
11
 Gaya penulisan bahasanya naratif tapi tidak komunikatif
Gaya penulisan komunikatif dan semi formal

K.      Keunggulan Dan Keterbatasan Bahan Ajar
Menurut Mulyasa (2006:46-47), ada beberapa keunggulan dari bahan ajar. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Berfokus kepada kemampuan individual siswa, karena pada hakikatnya siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b.      Adanya control terhadap hasil belajar mengenai penggunaan dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh siswa.
c.       Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang diperolehnya.

Sedangkan keterbatasan dari penggunaan bahan ajar antara lain:
1.      Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu.
Sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada penyusunannya. Bahan ajar mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang termuat didalamnya tidak ditulis dengan baik atau didak lengkap. Bahan ajar yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh siswa, atau lebih parah lagi siswa harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama system bahan ajar
2.      Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sanagat berbedadari pembelajaran konvesional, karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yangberbeda-bedabergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.
3.      Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peragadapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran (Mulyasa, 2006:46-47).








FKIP Untan
www.untan.ac.id/fkip/
fkipgsd.blogspot.com/

Universitas Tanjung Pura
siakad.untan.ac.id
Pendidikan Tinggi
www.dikti.go.id/

Selasa, 19 Juli 2016



Bumi kita sudah tua, dia pun sudah tak sekuat dahulu. Dahulu, hutan masih menyelimutinya, tapi sekarang hanya tinggal tiang-tiang besi beserta materinya yang berdiri menjulang tinggi menggantikan hutan. Polusi di mana-mana, pencemaran pun merajalela. Entah kapan semua itu akan berakhir, sayangi bumi kita. Karena jika buka kita siapa lagi. Kita yang menempatinya dan kita yang memanfaatkannya, maka kita juga yang harus merawatnya.

Video ini tentang kandungan dalam kentut sapi yaitu gas metana sebagai penyumbang terjadinya Global Warming. Global Warming nama lainnya pemanasan global yang merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Secara umum yang kita ketahui penyebab global warming adalah adanya gas-gas rumah kaca yaitu karbondioksida, nitrat oksida, dan CFC ( cloroflurokarbon) di atmosfer. Tapi, ternyata tidak hanya itu, salah satunya gas metana yang banyak terkandung di dalam kentut sapi.

Selamat menyaksikan !!!!!