Sabtu, 03 Juni 2017

Legenda Gua Thang Raya Kabupaten Sanggau

Legenda Gua Thang Raya Kabupaten Sanggau

By Laila Nur Setyaningsih

 

135988_308766502565977_1884603207_o.jpg
Gambar diambil pada tahun 2011, sebelum dilakukan perbaikan.
Ratusan tahun yang lalu telah ditemukan Gua Batu Thang Raya di Kampung pemodis Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat. Kampung pemodis adalah salah satu kampung di desa Thang Raya. Kampung pemodis tediri dari dua dusun yaitu dusun Pemodis dan dusun Timaga. Kampung pemodis merupakan kampung terbesar sehingga dijadikan pusat desa Thang Raya. Orang-orang Pemodis berasal dari suku Dayak Golik. Mereka memakai bahasa daerah Golik.
Sulit diketahui persis kapan gua ini ditemukan. Yang pasti bahwa gua ini ditemukan para pemburu yang hendak memburu binatang hutan. Menurut legenda rahasia kunci terbentuknya gua batu ini ada pada seorang perempuan yang ditemukan dalam gua batu yang berwujud setengah manusia dan setengan batu. Penuturan manusia setengah batu inilah yang menguak semua sejarah gua batu Thang Raya.
Menurut kisahnya  di dalam gua tersebut masih tertinggal seorang ibu yang sedang hamil tetapi tidak sempat lari dan berubah menjadi batu yang belum sempurna. Kepala dan lehernya masih berwujud manusia sedangkan sebagiannya sudah berbentuk batu. Setiap hari keluarganya mengantar makanan dan memberi makan. Ada keanehan bahwa berapapun banyaknya makanan selalu di makan habis. Ibu itu meminta agar kalungnya di leher diputuskan agar dia berubah wujud menjadi batu seluruhnya sehingga keluarganya tak perlu menghantar makanan lagi untuk dia. Kemudian kalung tersebut diputuskan dan diambil dari lehernya. Ibu itu akhirnya berubah wujud seluruhnya menjadi batu. Anda bisa datang ke Gua Thang Raya dan bisa menemukan wujud ibu tersebut.
Jika berkunjung, anda bisa memasuki gua batu tersebut dan menikmati suasana di dalamnya yang berbentuk rumah panjang Suku Dayak.  Meskipun gelap tetapi masih ada sinar-sinar yang masuk ke dalam gua seperti atap rumah panjang yang bocor sehingga cahaya bisa masuk ke dalam gua.
Di sana anda akan menemukan tiga lapisan batu. Lapisan pertama adalah batu dasar seperti biasanya pada dinding-dinding gua lainnya. Pada dasar batu ini ada lapisan kedua yang melekat kuat pada lapisan pertama yang berbentuk relief-relief seperti ditempel dengan semen. Ada kemungkinan bahwa pada dinding gua yang dalam ada tulisan-tulisan yang berbentul relief yang sulit dibaca oleh manusia. Di dalam relief-relief itu ada lapisan batu ketiga yang jarang sekali yakni batu-batu bulat menyerupai fosil yang melekat kuat pada dinding yang berbentuk relief. Inilah yang mengagungkan bahwa semua lapisan itu dilihat seperti menempel tetapi sangat sulit untuk membongkarnya seolah-olah ada daya perekat yang sangat kuat. Kira-kira luasnya gua tersebut sebesar 1 hektar dan anda bisa berjalan di dalam gua dengan leluasa untuk menikmati keindahan gua tersebut. Banyak orang telah datang meneliti gua tersebut tetapi sampai saat ini belum ditemukan hasil penelitian. Ini adalah rahasia alam yang belum terselami. Semoga situs sejarah budaya ini menjadi obyek wisata dan obyek penelitian para ilmuwan.
Baru-baru ini tempat tersebut diresmikan dengan nama "Gua Maria Rumah Kencana" Thang Raya oleh Bupati Sanggau Bapak Paulus Hadi dan diberkati oleh Mgr. Giulio Mencuccini, CP. Sekarang Gua maria tersebut hampir setiap hari Minggu dikunjungi umat dari berbagai daerah. Konon cerita legenda terjadinya gua tersebut karena kampung dilebur menjadi batu karena bencana alam yang maha dahsyat. Oleh karena itu bentuk gua tersebut seperti rumah panjang suku dayak. Anda bisa melihat dinding-dinding gua dengan segala ukiran yang penuh dengan mistik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmoskylv2SFjdgyei_KLWjYU_4dI4auEtXcoEHr1z6No4z4DEOZYhZXSkYCwwarKZQU1EGIUClTbZAt-Lj6AgwNjUDMCipEzLbfEzJxT3dszHkez_KqrP06x6DZFLAMFB0_oVT0-R-wW8/s320/dari+samping.JPG
Gambar peresmian Goa Thang Raya
Mereka percaya bahwa di tempat ini orang bisa menemukan  rejeki asal anda  memintanya dengan hati yang tulus. Banyak permintaan telah dikabulkan. Oleh karena itu, warisan adat istiadat nenek moyang suku golik di Kristenkan dengan menempatkan Bunda Maria  di sana. Awalnya kami menghantar 2 orang tukang  (satu beragama katolik dan yang lainnya beragama islam) ke Goa Thang Raya untuk meninjau lokasi, apakah layak dibangun Goa Maria di sana.  Sebelum pulang kami berdoa di depan patung bunda Maria. Tukang yang beragama Islam juga ikut dalam barisan paling belakang. Selesai berdoa tukang yang beragama islam jatuh pingsan sekitar 5 menit saja kemudian bangun dan memberi kesaksian sebagai berikut. Dia berjumpa dengan seorang sosok manusia berjenggot dengan pakaian jubah putih bersih seperti jubah pastor. Orang yang berjubah itu mengatakan bahwa “saya mengucapkan terimakasih karena kalian mau datang  untuk membangun dan memelihara tempat ini”. Berkali-kali orang yang berjubah itu mengucapkan terimakasih. Pertemuan mereka seperti di pintu gerbang istana dan di dalam istana ada banyak manusia yang berpakaian  jubah yang indah. Di tempat itu dia merasakan betapa bahagianya. Demikian kesaksian seorang tukang yang beragama. Kesaksian ini meyakinkan kami bahwa memang tempat ini layak dipelihara dengan menempatkan patung bunda maria di sana. Di samping patung bunda Maria ada sebuah kolam  yang berasal dari tirisan air di antara cela-cela batu. Air itu akan dikuduskan menjadi air suci sehingga para pengunjung bisa mengambil air ini.
Datanglah dan berdoa di Gua Thang Raya, tempat pelarian suku dayak Golik Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Pesan Moral :
1.      Hanya keluarga yang tulus menyayangi kita
2.      Ayo sama-sama kita lestarikan budaya disekitar kita
3.      Berkunjunglah ke tempat wisata daerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar